ABSTRAK
Beberapa studi menunjukkan bahwa hoaks lebih cepat menyebar di media sosial disebabkan oleh perilaku manusia sebagai penerima pesan. Hal itu dikarenakan seseorang tidak mampu mengenali hoaks. Sehingga penelitian ini akan mencari faktor yang memengaruhi seseorang dalam mengenali hoaks. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan pemrosesan pesan di memori seseorang melalui pendekatan model kapasitas terbatas dalam mengenali hoaks di platform whatsaap, facebook, twitter dan Instagram pada kalangan mahasiswa UIN Jakarta. Penelitian ini akan mencari pengaruh penggunaan media dan penyimpanan pesan serta pengaruh gender, kelompok jurusan, pendapatan orang tua, dan pendidikan orang tua terhadap pengambilan pesan dari memori otak untuk mengenali hoaks. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan media sosial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengambilan pesan dari memori untuk mengenali hoaks. Itu berarti semakin tinggi penggunaan media sosial karena obesitas informasi maka semakin rendah kemampuan seseorang mengenali hoaks. Sedangkan penyimpanan pesan di memori otak yang dilakukan oleh seseorang berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengambilan pesan dari memori untuk dikeluarkan menjadi pengetahuan agar mengenali hoaks. Artinya, semakin baik seseorang menyimpan pesan berupa proses asosiasi di memori otak yaitu menautkan informasi baru dengan informasi lama maka semakin tinggi kemampuan seseorang mengenali hoaks. Sementara itu, pengaruh gender, kelompok jurusan, pendapatan orang tua, dan pendidikan orang tua tidak berpengaruh secara signifikan. Adapun secara simultan atau bersama-sama variabel dalam penelitian ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan pesan seperti yang ditunjukkan oleh tingkat signifikansi F < ? (0.000 < 0.05) dan R-Square sebesar 0.576. Artinya kontribusi variabel independen dalam memengaruhi variabel dependen sebesar 54,9%, sedangkan sisanya sebesar 42,4%, dijelaskan oleh variabel di luar penelitian ini. Secara keseluruhan penelitian ini menjelaskan penggunaan media yang tinggi dan penyimpanan pesan di memori otak yang rendah (terbatas) memungkinkan seseorang kesulitan mengenali hoaks, begitu juga sebaliknya.
Kata Kunci: Model Kapasitas Terbatas, Penggunaan Media, Penyimpanan Pesan, Gender, Kelompok Jurusan, Pendapatan Orang Tua, Pendidikan Orang Tua, Pengambilan Pesan, Hoaks, Media Sosial
ABSTRACT
Some studies show that hoax spread more quickly on social media due to human behavior as recipients of messages. That's caused someone is not able to recognize hoaks. So this research will look for factors that influence someone in recognizing hoax. The purpose of this study is to explain the processing of messages in someone‘s memory through a limited capacity model approach in recognizing hoax on the WhatsApp, Facebook, Twitter and Instagram platforms among UIN Jakarta students. This study will look for the effect of media usage and message storage and the influence of gender, group majors, parental income, and parental education on retrieval of messages from brain memory to recognize hoax. This study uses multiple linear regression analysis. The results show that the use of social media affect negative and significant on retrieving messages from memory to recognize hoax. It means that the higher the use of social media due to information obesity, then the lower of person's ability to recognize hoax. While the storage of messages in brain‘s memory that is carried out by someone affect positive and significant on taking messages from memory to be produced a knowledge in order to recognize hoax. It means that the better a person saves a message in the form of an association process in the brain's memory that is linking new information with old information, then the higher one's ability to recognize hoax. Meanwhile, the influence of gender, group majors, parental income, and parental education did not significantly influence. The whole variable simultaneously has a significant effect on taking a message as shown by the significance level F