ABSTRAK
Sal Sal Billah (11150541000069), Resiliensi Anak Penyintas Kekerasan
Seksual di Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan
Anak (P2TP2A) Kota Depok
Saat ini banyak anak yang menjadi penyintas kekerasan seksual
dengan faktor penyebabnya orang terdekat anak. Bahkan pada Survey
Kekerasan Terhadap Anak (SKTA) ditemukan bahwa estimasi jumlah anak
laki-laki yang mengalami kekerasan seksual yaitu 1 dari 12 sedangkan
dengan anak perempuan dengan rasio 1 dari 19. Ini mengartikan bahwa anak
laki-laki lebih rentan mengalami kekerasan seksual dibandingkan dengan
anak perempuan. Maka dari itu, P2TP2A Kota Depok merupakan upaya
untuk menangani masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak yang
terjadi di wilayah Kota Depok. Selain itu, kekerasan seksual yang dialami
anak dapat mengakibatkan dampak yang tidak bisa dianggap sepele.
Kekerasan seksual yang dialami anak bisa menimbulkan yang sama beratnya
secara psikis maupun fisik.
Dalam proses penelitian, penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan
dokumentasi untuk menggali informasi dengan tujuan mengetahui
bagaimana resiliensi anak penyintas kekerasan seksual di P2TP2A Kota
Depok.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa resiliensi anak penyintas
kekerasan seksual di P2TP2A Kota Depok mampu bertahan dan
menjalankan hidupnya namun tidak semua aspek kemampuan dimiliki oleh
anak penyintas kekerasan seksual setelah anak mengalami kejadian besar
dihidupnya. Dari ketujuh aspek resiliensi terdapat kemampuan analisis
penyebab masalah, anak penyintas kekerasan seksual cenderung belum
mampu untuk menganalisis dan mengidentifikasi penyebab kekerasan
seksual yang dialami. Resiliensi yang dikembangkan di P2TP2A Kota
Depok melalui pendampingan psikologis yang di dalamnya memaksimalkan
sumber-sumber yang dimiliki anak, terutama sumber I Have yaitu dukungan
keluarga.
Kata kunci: Resiliensi, Anak penyintas kekerasan seksual, P2TP2A
Kota Depok, Analisis penyebab masalah, I Have.