Masalah diskriminasi yang berujung pada bunuh diri semakin hari
semakin meningkat, seperti yang dinyatakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) mencatat 800 ribu kematian di dunia setiap tahunnya disebabkan oleh
bunuh diri. Sementara para lesbian, gay, bisexual dan transgender merupakan
salah satu kelompok yang berpotensi cukup tinggi. Faktor psikis dan stigma
masyarakat jadi pemicunya. Tidak lepas pada permasalahan komunitas
transgender yang berkaitan dengan kelainan seksual dalam dirinya, komunitas
transgender juga rentan terhadap penyakit menular seperti HIV/AIDS yang pada
akhirnya menimbulkan permasalahan sosial yang lainnya. Data yang diperoleh
oleh Dinas Kesehatan pada tahun 2016 di Depok tercatat kasus penularan
HIV/AIDS tertinggi terjadi karena hubungan sesama jenis. Melihat pada data
diatas, lahirlah Yayasan Komunitas Aksi Kemanusiaan Indonesia yang
memberikan pendampingan terhadap komunitas transgender HIV/AIDS di Depok.
Komunitas transgender yang telah tertular virus HIV/AIDS membuat mereka
merasa semakin terasingkan, mereka juga harus dihadapkan dengan diskriminasi
dari masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan resiliensi (ketahanan) pada
komunitas transgender untuk dapat bertahan menghadapi segala bentuk penolakan
dan masalah serta keadaan yang sulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pendampingan Yayasan Komunitas Aksi Kemanusiaan Indonesia
terhadap resiliensi yang terbentuk pada komunitas transgender HIV/AIDS di Kota
Depok.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, melalui metode
pengumpulan data yaitu wawancara, yang didukung dengan observasi dan studi
dokumentasi. Teknik pemilihan informan dalam penelitian ini purposive
(bertujuan) sampling, yaitu Direktur Program, pendamping dan lima komunitas
transgender. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu reduksi data ata
merangkum dan memilih hal yang pokok, display data atau penyajian data, dan
pengambilan kesimpula.
Berdasarkan analisa data yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa
adanya pengaruh pendampingan Yayasan Komunitas Aksi Kemanusiaan
Indonesia terhadap resiliensi dari komunitas transgender. Karena terpenuhinya
indikator resiliensi yaitu 1) dapat memecahkan masalah 2) dapat berempati 3)
memiliki rasa humor 4) timbulnya rasa percaya diri yang positif. Membuktikan
lima informan komunitas transgender HIV/AIDS menunjukkan terpenuhi dengan
baik. Resiliensi yang terpenuhi dengan baik karena adanya pengaruh dari
pendampingan yang diberikan Yayasan Komunitas Aksi Kemanusiaan Indonesia.
Tujuan dari pendampingan dinyatakan telah berhasil karena memenuhi dua
indikator yaitu 1) adanya perubahan konkret yang terjadi pada komunitas
ii
transgender HIV/AIDS 2) memungkinkan orang-orang diajak bekerja untuk
menggabungkan kepercayaan dan kemampuan dalam menangani masalah.