Pendidikan Inklusif adalah sebuah istilah dimana seseorang difabel dapat
menempuh pendidikan bersama dengan orang yang non difabel. Dalam hal ini
pemerintah Indonesia juga sudah membuat sebuah payung hukum terkait
pendidikan inklusif untuk tingkat universitas. Karena itu universitas sebagai
sebuah lembaga pendidikan perguruan tinggi seharusnya berani memberikan
sebuah teladan kepada masyarakat luas dalam menciptakan suasana yang ramah
bagi difabel. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai
salah satu lembaga pendidikan tinggi Islam di Indonesia sebenarnya juga harus
berani memberi teladan dengan memberikan pelayanan yang ramah bagi difabel
dengan merancang pendidikan inklusif yaitu memberikan akses pendidikan yang
adil bagi setiap orang yang ingin melanjutkan tingkat pendidikannya.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi kebijakan
pendidikan inklusif bagi difabel di tingkat universitas khususnya di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan bagaimana aksesibilitas untuk mahasiswa difabel dalam
rangka mendorong kemandiriannya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Teknik pemilihan
informan menggunakan teknik purposive sampling, Teknik purposive sampling
ini, bertujuan untuk memilih informan atas dasar pertimbangan tertentu dan
dianggap sebagai orang yang tepat untuk memberikan informasi yang sesuai
dengan kebutuhan penelitian. Sedangkan untuk teknik pengumpulan datanya
melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Dalam hal ini, peneliti
mewawancarai pemangku kebijakan yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan mahasiswa difabel di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa implementasi kebijakan pendidikan
inklusif di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta masih belum berjalan dengan baik dan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam negeri
masih belum ramah terhadap mahasiswa difabel. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
memang sudah menerima mahasiswa difabel yang dilihat dari seleksi masuk
penerimaan mahasiswa baru jalur mandiri pun sudah dikelola dengan baik seperti
penyediaan kolom difabel atau tidak di kertas form pendaftaran, menyiapkan
ruangan khusus yang dapat diakses oleh difabel dan voulenteer yang siap
mendampingi calon mahasiswa baru. Akan tetapi untuk aksesibilitas bagi
mahasiswa difabel itu yang masih kurang, sehingga bagi mahasiswa difabel
mereka banyak mengalami kesulitan dalam menjalankan proses akademisnya.