Rais Abdillah (1110051000198)
Analisis Framing Pemberitaan LGBT Pada Situs Kompas.Com
Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender (LGBT) adalah fenomena di
mana laki-laki menyukai laki-laki, perempuan menyukai perempuan, ataupun
laki-laki yang menyukai sesama ataupun lawan jenisnya, juga mengubah jenis
kelamin laki-laki menjadi perempuan begitupun sebaliknya. bukan hal yang tabu
untuk zaman sekarang. Karena jumlahnya semakin meningkat. Pro dan kontra
terhadap LGBT masih menjadi permasalahan yang tak kunjung usai hingga kini.
Pada Februari 2016 isu LGBT kian ramai pasca banyaknya pernikahan sejenis dan
tertangkapnya publik figur (Syaiful Jamil) dalam kasus pelecehan seksual sesama
jenis. Media juga berperan penting dalam menguraikan isu LGBT. Media online
merupakan salah satu media massa yang cukup berpengaruh dalam menggiring
opini publik. Dengan mengandalkan kecepatan dalam menyampaikan berita,
media online kini semakin banyak diakses oleh banyak orang. Baik melalui
komputer ataupun smartphone.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
menjawab pertanyaan bagaimana Kompas.com mengemas pemberitaan LGBT
pada edisi Februari 2016?
Teori yang digunakan adalah teori Konstruksi sosial atas realitas dari Peter
L. Berger dan Thomas Luckmann. Menurut Berger dan Thomas, semua realitas
yang ada tidak terjadi secara ilmiah atau terbentuk begitu saja, melainkan realitas
itu di bentuk dan dikonstruksi. Sehingga setiap orang mempunyai konstruksi yang
berbeda-beda atas suatu realitas.
Penelitian ini berlandaskan paradigma konstruktivisme, dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan studi
dokumentasi dan wawancara. Adapun teknik analisa data yang penulis gunakan
ialah analisis framing model Robert N. Entman. Entman menganalisis bingkai
sebuah wacana ke dalam empat elemen; identifikasi masalah, penyebab masalah,
evaluasi moral, dan penawaran solusi atau masalah.
Berdasarkan hasil analisa, penulis menemukan realitas atas konstruksi
pemberitaan LGBT di Kompas.com edisi februari 2016. yakni LGBT juga
seorang manusia. Sifat-sifat mereka sudah terbentuk sejak dalam kandungan.
Tidak ada hal apapun yang membedakannya dengan yang lain. Kompas.com tidak
ingin membahas lebih dalam mengenai fenomena LGBT dari sisi agama. Mereka
layak mendapatkan hak yang sama dengan yang lain. Termasuk mendapatkan hak
perlindugan dari negara, pemerintah perlu bertindak tegas terhadap siapa saja
yang melakukan diskriminasi ataupun bentuk kekerasan lainnya terhadap
kelompok LGBT.
Keyword : Framing, Media Online, LGBT, Konstruksi, Realitas.