Dari berbagai macam isu sosial yang berkembang di masyarakat, isu sosial
yang semakin hangat diperbincangkan adalah mengenai HIV/AIDS. Acquired
Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala atau penyakit
yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh
HumanImmunodeficiency Virus (HIV). Penyakit HIV/AIDS ini telah menjadi
pandemi yang mengkhawatirkan masyarakat dunia karena dalam waktu yang
relatif singkat terjadi peningkatan jumlah pasien dan melanda banyak negara.
Oleh karena itu, mengkampanyekan isu HIV/AIDS ini menjadi hal yang penting.
Yakni, mengusahakan agar masyarakat terhindar dari HIV yang dapat merusak
kesejahteraan seseorang dari sisi pemenuhan kebutuhan jasmaninya berupa
kesehatan. Sebelum kegiatan kampanye di praktikan, maka dibutuhkan
perencanaan terlebih dahulu untuk pengaplikasiannya yaitu melalui proses
pemasaran sosial. Pemasaran sosial yang diperkenalkan pertamakali ditujukan
untuk menggambarkan penggunaan prinsip-prinsip dan teknik pemasaran untuk
mengembangkan tujuan sosial, ide, ataupun perilaku. Sejak saat itu pemasaran
sosial berkembang menjadi teknologi manajemen perubahan sosial meliputi
rancangan, implementasi, dan kontrol program yang bertujuan untuk
meningkatkan ide-ide sosial atau praktis di suatu atau beberapa kelompok sasaran
khalayak.
Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana implementasi proses pemasaran sosial di tingkat LSM (lembaga
swadaya masyarakat) yang mengkampanyekan isu penanggulangan dan
pencegahan HIV/AIDS. Proses pemasaran sosial sendiri terdiri dari 7 tahap yaitu
pendefinisian masalah, rancangan tujuan, pemisahan atau segmentasi pasar,
analisa konsumen, analisa saluran berpengaruh, cara dan strategi pemasaran serta
implementasi dan evaluasi. Kemudian pada penelitian ini peneliti menggunakan
metode penelitian kualitatif dengan bentuk rumusan masalah deskriptif yang
memandu peneliti untuk mengeksplorasi dan atau memotret situasi sosial yang
akan diteliti secara menyeluruh, luas, dan mendalam. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan 4 orang
informan. Adapaun LSM yang menjadi objek penelitian disini adalah Yayasan
Komunitas Aksi Kemanusiaan Indonesia. Yayasan ini adalah satu dari puluhan
yayasan/LSM yang para kader atau pendampingnya mendapatkan pengakuan
secara resmi oleh Pemerintah Kota Depok untuk membantu program Pemerintah
khususnya Dinas Kesehatan dalam menanggulangi kasus HIV/AIDS.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa dari 7 proses pemasaran sosial
yang diimplementasikan oleh yayasan Komunitas Aksi Kemanusiaan Indonesia
baru beberapa tahap yang mereka lakukan secara mandiri. Meskipun begitu,
capaian target penjangkauan mereka terus meningkat, hal ini terlihat dari hasil
laporan dan evaluasi. Namun secara keseluruhan dapat dikatakan telah mereka
lakukan dengan cukup baik.