ABSTRAK
Dewi Laras Lestari
21220510000009
Teknologi hidroponik hadir sebagai solusi pertanian berkelanjutan, namun implementasinya tidak cukup hanya dengan inovasi teknis. Keberhasilan hidroponik sangat bergantung pada keberhasilan komunikasi antara pemangku kepentingan. Penelitian ini berfokus pada manajemen proses komunikasi yang dijalankan oleh Bentang Wirausaha Sosial (BWS). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana BWS mengidentifikasi tantangan komunikasi, merencanakan dan melaksanakan strategi komunikasi, serta mengevaluasi efektivitas program edukatifnya. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode fenomenologi dan paradigma konstruktivis, yang menggali pengalaman para pelaku dalam ekosistem hidroponik BWS. Teori yang digunakan adalah manajemen proses komunikasi dari Cutlip & Center, yang meliputi empat tahapan utama: defining the problems, planning and programming, taking action and communicating, serta evaluating the program. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi BWS menghadapi tantangan sosial budaya seperti sikap "nerimo", rendahnya edukasi pemasaran dari pemerintah, dan inkonsistensi harga pasar. Untuk mengatasinya, BWS menerapkan strategi komunikasi yang adaptif dan partisipatif, termasuk kampanye edukatif, pelatihan berkelanjutan, dan sistem kemitraan strategis. Evaluasi komunikasi dilakukan secara berkala. Penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen komunikasi yang efektif berperan penting dalam meningkatkan pemahaman, keterlibatan, dan keberlanjutan program hidroponik. Dengan komunikasi yang terstruktur, BWS tidak hanya berhasil membangun kesadaran akan pertanian modern, tetapi juga memperkuat posisi hidroponik sebagai solusi ekonomi dan ekologi dalam kerangka sociopreneurship.