ABSTRAK
Atikah Rahmah
21220510000017
Beberapa tahun belakangan ini budaya flexing semakin marak ditemui di tengah masyarakat. Penelitian ini ingin melihat proses konsruksi sosial budaya flexing Detikcom dalam mengkonstruksi pemberitaan Reihana Kadinkes Lampung dan melihat pembentukan realitas konstruksi sosial budaya flexing Detikcom dalam pemberitaan Reihana Kadinkes Lampung. Media massa sebagai media penerimaan informasi sekaligus pembuat konstruksi pesan diharapkan mampu mengimplementasikan bagaimana seharusnya realitas itu dibentuk, mengedukasi dampak dari flexing dan berperan menjadi kontrol sosial. Analisis penelitian ini menggunakan teori konstruksi sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Penelitian ini adaah penelitian kualitatif dengan paradigma konstruktivis. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa proses pembentukan konstruksi sosial budaya flexing Detikcom dalam mengkonstruksi pemberitaan Reihana Kadinkes Lampung sesuai dengan tahapan konstruksi sosial Peter L. Berger, Detikcom sebagai penyedia pesan konstruksi dan pembaca sebagai penerima,dalam proses konstruksi kebijakan yang diambil Detikcom tahapan-tahapannya tak lain tujuannya adalah antusiasme pembaca. Kemudian pembentukan realitas konstruksi sosial budaya flexing Detikcom dalam mengkonstruksi pemberitaan Reihana Kadinkes Lampung, Detikcom menampilkan bahwa gaya hidup mewah atau flexing yang dilakukan pejabat negara merupakan hal yang tidak baik, dilarang bagi pejabat negara, memicu sorotan, kritik di tengah masyarakat dan memicu dugaan korupsi oleh KPK, hal itu mendapatkan respons serupa oleh pembacanya.
Kata Kunci :
Konstruksi Sosial, Budaya, Flexing, Media Massa, Pejabat Publik