ABSTRAK
Syifani Wirianisa
21220530000012
Kenaikan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BIPIH) pada tahun 2023 menuai polemik di masyarakat. Pemerintah dan DPR telah menyepakati biaya haji tahun 1444 H / 2023 dengan rata-rata biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) sebesar Rp.90.050.637 (per Jemaah). Dalam hal ini, Anggota Badan Pelaksana dan Dewan Pengawas bertanggung jawab secara tanggung renteng terhadap kerugian atas penempatan investasi Keuangan Haji secara keseluruhan yang ditimbulkan atas kesalahan kelalaian dalam pengelolaannya. Manajemen risiko juga merupakan bagian force principle artinya BPKH tidak hanya mempertimbangkan dari sisi return/investasi tetapi juga dari sisi manajemen risiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan dan analisis manajemen risiko investasi dana haji di Badan Pengelola Keuangan Haji. Dalam penulisan tesis ini, metodologi penelitian yang digunakan ialah metode kualitatif dengan teknik analisis deskriptif. Data-data yang didapat dengan melakukan wawancara,observasi dan dokumentasi di Badan Pengelola Keuangan Haji. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan manajemen risiko di BPKH yaitu proses pengajuan,kajian 10 risiko, komposit risiko; Profil risiko yaitu low di Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan low to moderate di Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan BPKH Limited; Mitigasi risikonya : penjaminan pemerintah, pembiayaan langsung masuk ke rekening BPKH dan pendelegasian pegawai BPKH ke anak usaha. Sedangkan untuk analisis manajemen risiko investasi dana haji yaitu Manajemen Risiko menggunakan kajian sustainability di pengembangan untuk menilai kadar risiko dan targetnya, Risiko Investasi BPKH melibatkan proses komunikasi politik dengan DPR dan Pemerintah, berkaitan dengan Risiko Operasional BPKH.
Kata Kunci :
Analisis, Badan Pengelola Keuangan Haji,Dana Haji, Manajemen Risiko Investasi