Jurnalisme bisnis merupakan jenis jurnalisme berdasarkan masalah yang
dicakup yang menyiarkan berita tentang perubahan ekonomi yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat. Dalam praktiknya, jurnalisme bisnis
menelusuri, mencatat, dan menganalisis semua perubahan ekonomi itu, baik
yang terjadi karena perubahan nilai tukar mata uang, indeks harga saham
gabungan, harga sembako di pasar tradisional, harga barang di mal, kinerja
BUMN dan perusahaan swasta, dan sebagainya.
Dalam pada itu, khalayak ketika harus membeli barang atau memanfaatkan
jasa harus bertolak dari pengetahuan yang diperolehnya tentang harga barang
atau memanfaatkan jasa yang bersangkutan. Dengan begitu, mereka tidak
tertipu ketika membeli barang atau memanfaatkan jasa. Oleh karena itu,
kegiatan penalaran menjadi penting. Namun, penalaran ini tidak akan berarti
apa-apa jika tidak ada informasi yang sampai kepada mereka. Informasi
tersebut, idealnya, dapat ditemukan dalam berita bisnis.
Lalu, untuk mengembangkan bisnis, wirausahawan tidak hanya butuh
penalaran tentang ke mana harus melakukan ekspansi, tetapi juga naluri.
Mereka, bahkan, harus memiliki naluri yang kuat tentang arah
pengembangan bisnis. Naluri ini tidak mungkin muncul begitu saja. Naluri
juga butuh semacam "rangsangan". Rangsangan tersebut, salah satunya,
dapat diperoleh dari berita bisnis.
Mengingat pentingnya jurnalisme bisnis dalam kehidupan ekonomi
masyarakat maka jurnalisme bisnis perlu dijelaskan lebih lanjut. Semakin
lengkap penjelasan itu, semakin besar peluang wartawan dan masyarakat
memahaminya. Pengalaman membuktikan bahwa kurangnya pengertian
wartawan dan masyarakat tentang jurnalisme bisnis membuat jurnalisme
bisnis tidak berkembang di Indonesia. Namun, usaha pengembangan
jurnalisme bisnis komprehensif tidak hanya dilakukan oleh wartawan bisnis
saja. Ia harus dimulai dari proses di hulunya, yakni lembaga pendidikan
jurnalisme dan media pers tempat wartawan bisnis itu bekerja.