TATA KELOLA ORGANISASI DINAMIS TRANSFORMASI MENUJU ORGANISASI ERA INDUSTRI 4.0 DAN MASYARAKAT 5.0
Revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0 merupakan wahana baru bagi masyarakat modem mengurus kehidupan mereka.
Penduduk dunia telah secara paksa rela bergerak menuju era digital yang sangat memerlukan penguasaan ilmu dan kemahiran
dalam teknologi. Perubahan ini berlaku dalam semua aspek hidup tanpa membatasi umur dan pengetahuan yang ada pada
warga dunia. Maka, warga harus mempersiapkan dan menerima budaya baru ini sebagai mekanisme yang harus dihadapi dalam
mengelola hidup.
Hal yang demikian juga terpalit ke atas pengurusan organisasi yang melingkari segenap penjuru kehidupan warga. Tempias
revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0 telah mendesak warga untuk berpikir dan mengurus organisasi dengan cara baru,
dengan menjadikan teknologi digital sebagai asas untuk meluncur dan melicinkan proses implementasinya. Budaya dan cara
pikir baru perlu diusahakan agar seluruh warga memahami dan menguasai tata cara melaksanakannya.
Bagi mendepani budaya baru dalam organisasi, warga perlu mempersiapkan diri dengan mencerap segala macam ilmu terkait
teknologi digital agar proses penerimaan dan penyampaian maklumat dapat dilakukan secara tuntas. Pengelolaan organisasi
harus diberi napas baru dengan ilmu baru yang sesuai dengan budaya baru dalam kehidupan warga. Untuk itu, kolaborasi
menyeluruh melibatkan semua warga sama ada perkantoran atau warga awam sangat penting dalam memastikan proses
pengelolaan itu bergerak lancar.
Sekalian warga harus punya pengetahuan sesuai dengan budaya digital yang baru. Masyarakat harus pahami terlebih dahulu ide
dan keperluan yang dibutuhkan oleh revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0. Kemudian, kepahaman itu pula harus disesuaikan
dengan pengetahuan terkait teknologi, komunikasi, dan manajemen agar terwujud sinkronisasi dalam konteks pengelolaannya.
Selari dengan itu, kreativitas dan inovasi perlu diupayakan dalam melahirkan warga yang mahir selaras dengan kebutuhan baru
dalam organisasi dan masyarakat. Justru, bakat yang ada di dalam sumber daya manusia harus dimaksimalkan dalam segenap
agar produktivitas kerja organisasi mencapai target yang diinginkan sesuai dengan tuntutan global.