ABSTRAK
Orang tuanya bercerai, penelantaran, dan kemiskinan, banyak mengakibatkan
anak-anak terpisah dengan orangtua kandungnya, dan untuk selanjutnya keluarga
besarlah yang bertanggung jawab untuk mengasuh mereka, namun yang menjadi
tantangannya hingga saat ini di Indonesia belum ada regulasi yang mengatur
pelaksanaan kinship care, sehingga membuat para pengasuh berjuang sendiri untuk
membesarkan dan mengasuh anak-anak kerabat yang diasuhnya. Studi ini memfokuskan
pada kinship care untuk anak-anak penyandang disabilitas yang memiliki tantangan
lebih besar dibandingkan dengan mengasuh anak-anak normal. Untuk itu penelitian ini
bertujuan untuk menggali beragam permasalahan yang melingkupi kehidupan kinship
care. Melalui wawancara dan observasi dengan para pekerja sosial lembaga Yayasan
Sayap Ibu Bintaro dan para pengasuh, ditemukan beberapa permasalahan pada kinship
care bagi anak disabilitas yang sangat kompleks, yang ditinjau dari aspek sumberdaya
pengasuh, tekanan psikologis pengasuh dan kerentanan yang terjadi pada anak asuh.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa sumberdaya pengasuh yang rendah
berdampak kepada tekanan psikologis pengasuh dan kerentanan anak asuh setdikitnya
pada gizi, akses pelayanan kesehatan dan pendidikan. Perlu diupayakan membangun
sistem pendukung baik formal maupun informal untuk membantu penyediaan sumber
daya bagi pengasuhan kekerabatan, melalui pengembangan program YSI Bintaro untuk
memberikan penguatan terhadap pengasuhan kekerabatan anak disabilitas, serta
mengadvokasi pelayanan kesehatan dan bantuan keuangan dari program-program
perlindungan sosial yang digulirkan pemerintah, serta memberdayakan masyarakat
untuk ikut serta berperan mengurai berbagai permasalahan sosial ekonomi yang terdapat
pada pengasuhan kekerabatan bagi anak-anak disabilitas.
Keywords: Sumber daya pengasuh; tekanan psikologis pada pengasuh; kerentanan pada
anak asuh